hari
ini aku mau pergi ke Yogyakarta untuk bertujuan untuk masuk Perguruan Tinggi
Negeri. Aku ke sana sendirian, karena aku pengen jadi seorang yang mandiri.
Sebelum berangkat, aku menelpon bibi ku yang berada di Jogja untuk mengabarkan
bahwa aku akan ke Jogja hari ini. Karena sebelumnya aku tidak mengetahui
kota Jogja itu seperti apa. Lalu aku
langsung menekan tombol Hp ku.
“Hallo,
Bi”. Sapaku.
“Hallo,
ada apa Nu?”
“Aku
hari nih ke Jogja, entar tunggu aku di bandara ya?”
“Ohh,
iya.”
“Oke,
makasih.”. Tut tut tut. Telpon terputus.
Jam pun menunjukkan
pukul 10.00 WIB. Mobil pun sudah menunggu didepan rumah. Aku pun langsung
bergegas berangkat . aku juga berpamitan kepada kedua orangtua ku.
“Yah, bu, aku berangkat dulu yaa… jaga kesehatan”
“Hati-hati ya nak”. Serentak mereka menjawab.
Aku pun tersenyum
dengan mata berkaca-kaca dan langsung naik mobil milik Ayah itu.
Butuh
waktu setengah jam untuk sampai ke bandara. Jadi selama ku di mobil aku sambil
mendengarkan musik. Sebentar-bentar aku
melihat keluar jendela. Aku seperti melihat seorang wanita yang
melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku pun heran, mataku tetap melihat
keluar sampai dia jauh dan hilang. Karena keanehan ku, si pakde langsung
bertanya kepadaku
“Ada
apa den?” tanyanya serius.
“Ohh
nggak ada apa-apa kok pak?” sambil bertanya-tanya dalam hati.
***
Akhirnya
sampai juga di bandara. Aku turun dari mobil dengan koper ku yang berat di
bawakan oleh pakde. Aku pun berjalan memasuki bandara yang besar itu. Lalu aku
bertemu dengan wanita itu lagi. Aku pun heran, lalu aku bertanya kepada pakde.
“Pak,
itu wanita yang ku lihat tadi?” sambil menunjuk ke arah wanita itu.
“Mana
Den, nggak ada orang di sana!” bingung.
“Itu
pak… masa nggak liat”. Dengan nada tinggi.
“Pakde
nggak liat ada orang di sana?” Heran.
“Ahh
sudahlah!!” kesal.
Lalu aku lanjutkan
langkah kaki ku lagi. Sambil melangkah, aku slalu bertanya-tanya “siapa wanita
itu, siapa wanita itu”.
Karena pesawatnya baru Take Off setengah jam lagi, aku pun nggak mau menunggu lama. Aku
langsung menuju ke pesawat dan lebih menunggu di dalam sana. Ku suruh Pakde
membawakan koper ku yang berat itu.
Setelah menaiki anak tangga dan belum memasuki pinrtu
pesawat, aku sempat melambaikan tangan kepada Pakde sambil tersenyum. lalu aku
melihat wanita itu lagi, yang tadinya aku senyum sekarang terhenti tersenyum.
Langsung aku bergegas masuk ke pesawat dan mencari tempat duduk yang
bersebelahan dengan jendela.
Ku
ambil iPod dari kantong ku untuk mendengarkan musik sejenak. Lalu ku
enjot-enjot kursi yang aku duduki itu dengan sekuat-kuatnya. Lalu keluarlah
sebuah per kecil. Aku pun takut dan langsung pindah kedepan. Kursi yang
sekarang aku duduki ini, ternyata tidak memiliki sabuk pengamannya. Tapi aku
tidak akan pindah karena aku yakin pesawat ini aman. Sambil membuka sneck yang ku bawa dari rumah dan
sengaja untuk bekal di pesawat nanti. Ternyata di dalam sneck itu aku mendapatkan sebuah sticker bergambarkan cartoon
spongebob. Aku pun heran karena baru kali ini aku mendapatkan hadiah dengan sneck yang sama. Lalu Pramugari itu
berbicara
“Perhatian
perhatian para penumpang, 5 menit lagi kita akan segera Take Off. Mohon para penumpang segera memasang sabuk pengaman yang
ada di sebelah kiri anda”. Sambil menggerakkan ke dua tangannya.
Lalu Pramugari itu
mendekati ku untuk menyuruh pindah dari kursi yang ku duduki itu ke kursi yang
ada sabuk pengamannya. Tetapi aku tidak mau, karena aku sudah nyaman dengan
kursi ini.
5 menit pun berlalu, akhirnya pesawat pun Take Off. Getaran pun mulai terasa,
lama-lama makin kuat. Aku pun tak sanggup menahan getaran itu. Lalu getaran itu
berhenti karena sudah di ambang langit. Sebentar getaran itu terasa lagi,
lama-lama makin kuat getarannya. Para penumpang semua panik. Tas-tas dan
koper-koper yang diletakkan di lemari dek pesawat, semuanya berhamburan keluar.
Oksigen dari dek pesawat pun juga ikut keluar. Semua penumpang mengambil kantong
oksigen itu untuk menahan sesak karena getaran itu. Tiba-tiba saja dinding
pesawat bolong karena getaran itu. Kursi-kursi yang telah di bauti itupun lepas
karena tidak sanggup menahan kuatnya angin dari luar dan terlempar keluar
bersama penumpang. Aku masih di dalam pesawat karena aku berpegangan sangat
kuat. Lalu api muncul dari depan pesawat masuk ke ruang penumpang menyambar
kami semua dan akhirnya “Duuuaaaarrrrrrrrrrrrrrrrr……” terdengar keras dari
langit. Dan….
Aku pun terbangun dari tidur ku, ternyata aku ketiduran
saat mendengarkan musik. Tubuh ku langsung keringat dingin. Aku tidak tahu apa
yang terjadi dalam mimpi ku. Untuk meyakinkannya, ku coba mengulang ke jadian
dalam mimpiku dengan mengenjot-enjotkan kursi, dan ternyata keluar sebuah per
kecil. Tidak hanya itu aku pun melihat kursi di depan dan ternyata kursi itu
tidak memiliki sabuk pengaman. Aku pun langsung pucat dan keringat dingin. Ada
satu lagi, di dalam mimpi aku membuka sebuah sneck yang berhadiahkan sebuah sticker
bergambarkan cartoon Spongebob. Lalu
aku ambil sneck itu dari dalam tas ku. Dengan tangan bergetar aku membuka
bungkusnya. Setelah terbuka aku mencari sebuah sticker itu, dan ternyata aku memang mendapatkan sticker itu. Tidak hanya itu, ternyata sticker itu bergambarkankan cartoon Spongebob.
Di saat aku sedang panik, Pramugari itu ingin memulai
bicara
“Perhatian perhatian para penumpang, 5 menit lagi kita
akan segera….”
“Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkk……” langsung aku
memotong pembicaraan Pramugari itu sambil berteriak dengan suara keras. Semua
penumpang tertuju kepadaku. Dan bertanya-tanya bahwa aku ini di anggap sudah
gila. Aku pun terengah-engah.
“Pesawat ini akan segera meledak, jadi di harapkan
semuanya membatalkan kepergian kalian” kataku. Sambil berjalan keluar membawa
sebuah koper.
Sebagian orang ada yang ikut dengan ku. Dan sebagiannya
lagi tetap di pesawat itu. Dari awal perasaan ku hari ini tidak enak.
Ternyata
Pakde masih berada di bandara. Lalu aku meminta Pakde untuk segera pulang.
Pakde pun merasa kebingungan dan heran melihat tingkah laku ku.
“Den,
den, tunggu. Kenapa pulang?” sambil berlari mengejar ku. Bergegaslah aku untuk
keluar dari bandara dan menuju ke mobil untuk menghilangkan rasa takut ku
sejenak.
***
Setelah
di tengah perjalanan menuju pulang, terdengarlah suara besar seperti bom dari
langit. Ternyata benar apa yang ada dalam mimpi ku tadi itu benar-benar
kenyataan. Mobil pun berhenti dan aku langsung turun dari mobil. Dan melihat ke
langit sambil menangis. Semua orang yang ada di sekitar pun melihat ke langit.
“Subhanallah…
alhamdulillah Raden selamat”. Kata Pakde.
Aku
pun tersenyum kepada Pakde sambil memeluknya. Lalu kami lanjutkan lagi
perjalanan menuju pulang. Tiba-tiba saja aku bertemu dengan wanita misterius
itu. Lagi-lagi dia melambaikan tangan padaku. Aku juga melambaikan tangan
padanya sambil tersenyum. Dia tersenyum balik padaku. Dan seketika itu pula dia
menghilang.
0 komentar:
Post a Comment