“Ya
Allah… semoga saja aku lulus yang undangan SNMPTN itu”. Sambil merenung didalam
kamar.
Aku
adalah anak IPA yang mendapat ranking 5 dan beruntung yang mendapatkan undangan
SNMPTN. Dari ranking 1 s/d ranking 9 diambil sebagai undangan SNMPTN dan
terserah mau masuk Perguruan Tinggi dimana saja. Tapi diseleksi lagi. Karena
beribu-ribu orang yang mendapatkan undangan itu. Di undangan itu, disuruh
memilih dua Universitas dan masing-masing tiga Jurusan. Dan aku sudah
mengisinya. Dikolom pertama, aku mendaftar di Universitas Jambi dengan
Jurusannya yaitu; FKIP Bahasa Indonesia, FKIP Biologi, dan Agreteknologi. Dan
dikolom yang kedua, aku mendaftar di Universitas Andalas dengan Jurusannya
yaitu; Farmasi, Pendidikan Biologi, dan Dokter Gigi.
Di sekolah, ada lagi undangan dari Universitas Jambi yang
namanya Jalur Penjaringan Khusus Pemanduan Minat (PKPM). Pertama aku agak
berminat dengan undangan tersebut. Sebelumnya kepala Sekolah mengatakan bahwa
“Bagi
yang sudah mengikuti Undangan SNMPTN ini, jangan coba-coba kalian mendaftar di
Universitas lain, karena jika kalian nanti lulus di undangan tersebut dan
kalian nggak mau masuk di undangan itu, maka orang sana nggak mau memasukkan
nama SMA 2 ini lagi. Jangan sampai adik-adik kelas kalian yang tidak bisa
mencicipinya. Dan jangan buat sekolah kita malu”. Itu terbayang-bayang terus
dikepalaku. Aku berfikir seandainya aku yang melakukannya. Apakah nama baik ku
selama ini akan hancur di SMA 2 ini.
Entah
kenapa Kepala Sekolah mengizinkan kami yang sudah ikut Undangan SNMPTN itu
diperbolehkan untuk mendaftar undangan yang dari Universitas Jambi. Aku belum
mendaftar saat itu, karena aku meminta izin dulu dengan Bapak ku.
Sepulang
sekolah. Di rumah.
“Pak,
di sekolah ada undangan lagi dari Universitas Jambi. Aku daftar dak?”
“Undangan
apa?” sambil memasukkan nasinya ke mulut. Karena saat itu sedang makan siang.
“Undangan
PKPM”
“Yang
undangan kemaren tu tak jadi ya”
“Jadilah,
tapi belum lagi pengumumannya. Tanggal 18 Juni”.
“Serahlah
kau kalau mau masuk, tapi Bapak tak mau kalau yang besogok-sogok tuh. Bapak tak
mau berdosa. Bapak udah minta ampun sama Allah” dengan lentingan ceramahnya
yang dikit. Aku pun tersenyum sebagai jawabannya.
* * *
Esok
harinya di sekolah.
“Pak,
saya daftar juga yang jalur PKPM itu” dengan menemui Wakil Kemahasiswaan di
ruang Guru. Karena saat itu juga aku bersama temanku. Yang juga saat itu ikut
mendaftar jalur PKPM.
“Ohh…
ini tolong di isi dengan menggunakan pensil. Bawa pensil nggak? Sambil
menyerahkan formulir dan buku petunjuk PKPM.
“Aduuhh…
nggak bawa, pak? Kataku sambil menepuk jidat.
“Bapak
nggak punya pensil juga nih. Ya udah ngisinya dirumah aja. Entar kalo nggak
ngerti cara ngisinya bisa dilihat di buku petunjuk ini”. Sambil menunjuk buku
petunjuk tersebut.Sesampai dirumah, aku langsung mengisi formulir tersebut. Aku
memilih 3 jurusan lagi yaitu; FKIP Bahasa Indonesia, FKIP Biologi, dan FKIP
Fisika.
Dan
aku mendapat kabar dari abangku yang mencari informasi dari temannya yang
kuliah di Universitas Jambi bahwa jika ingin lulus jurusan yang di inginkan di
kenakan biaya Rp 15.000.000,00 (Lima Belas Juta Rupiah). It’s so really hurt!! Pasti bapakku tidak mau sogok-menyogok. Aku
pun juga tidak mau.
* * *
Tanggal
18 Juni adalalah pengumuman Undangan SNMPTN. Ternyata malamnya pengumuman itu
sudah keluar dimulai dari jam 19.30 WIB.
Saat
itu aku sedang menonton tv bersama Bapak dan Ibu ku. Karena jam sudah
menunjukkan pukul 21.00, aku langsung beranjak dari tempatku dan pergi menuju
kamar. Setelah sudah masuk, ku lihat Hp ku, kali-kali ada sms masuk. Ternyata
memang ada sms yang masuk sekitar dua menit yang lalu.
“Yan,
coba kau lihat di Internet pengumuman hasil SNMPTN tu. Aku tak lulus”. Yang
ternyata itu sms dari temanku Fera. Dan ku balas dengan cepat.
“Ahh
iya apa, Fer? Masa kau tak lulus.” Masih agak ragu-ragu apa yang dikatakannya.
Ku buka pengumuman itu dari Hp ku. Lalu ku masukkan nomor kodenya dan pin. Alhasil aku juga ikutan nggak
lulus. Setelah itu aku sms Fera untuk menanyakan siapa aja yang lulus.
“Fer,
aku tak lulus juga. Siapa aja yang lulus” sms ku. Dengan itungan detik Hp ku
bergetar.
“Guntur
lulus Hasil Pertanian di Unja. Katanya Erik juga lulus Hukum di Unja”. Sambil
membayangkan exspresi wajahnya. Lalu tanpa fikir panjang lagi aku langsung
memberitahukan tentang hal ini kepada orangtua ku.
“Pak,
pengumuman SNMPTN tu sudah keluar. Aku tak lulus”. Mendengar aku mengucapkan
hal tersebut. Bapakku langsung nyebut.
“Astaghfirullah
hal’aziim…. Ya udah lah kalau nggak lulus, mungkin bukan rezeki” dengan wajah
yang lesu. “Temanmu siapa yang lulus”
“Guntur
dengan Erik. Kalau Guntur dia lulus Hasil Pertanian di Unja, sedangkan Erik
lulus Hukum di Unja. Temen aku yang juara 1 umum dan juara 2 umum aja nggak
lulus” sambil menjelaskannya kepada Bapak.
“Ya
sudahlah, mau gimana lagi”. Dengan suara yang agak sedikit pelan. Kulihat wajah
Ibu ku yang kelihatan sedih melihat anaknya yang tidak lulus. Lalu semua
terdiam. Dan aku kembali menuju kamarku lagi. Dan pergi tidur. Dan berharap
semoga ini adalah bukan pengalaman buruk pertamaku.
0 komentar:
Post a Comment